Ipteks bagi masyarakat tani hortikultura di Kanagarian Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok
Abstract
Kanagarian Sungai Nanam merupakan salah satu kanagarian dari 4 kanagarian yang ada di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Kanagarian ini berjarak sekitar 5 km ke pusat kecamatan, 30 km ke pusat kabupaten, dan 70 km ke ibukota propinsi. Sebahagian besar penduduk kanagarian Sungai Nanam bekerja di bidang pertanian terutama untuk tanaman padi dan hortikultura.
Kanagarian Sungai Nanam, sebagai salah satu daerah sentra produksi utama hortikultura terutama untuk komoditi sayuran, mempunyai permasalahan yang cukup mendasar berkaitan dengan pemanfaatan limbah pertanian terutama yang berasal dari komoditi sayuran. Dari key informan diperoleh informasi bahwa terdapat sekitar 10 ton/minggu limbah sayuran (di tingkat petani maupun di pasar).
Keberadaan limbah sayuran yang berlimpah dan kontinu di lokasi mitra cukup menimbulkan permasalahan baik terhadap lingkungan maupun untuk pembuangannya (butuh tempat, tenaga dan biaya). Sementara itu terjadinya kelangkaan pupuk di tingkat petani sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas sayuran yang dihasilkan. Dengan sedikit sentuhan teknologi sederhana, limbah tersebut dapat dikelola
sedemikian rupa sehingga memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi pengelolanya
(petani). Teknologi pengomposan yang menggunakan bahan baku limbah sayuran berupa sumberdaya lokal diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut serta mengurangi pemakaian pupuk kimia yang harganya cukup mahal dan langka di pasaran.
Dari perspektif lain, penggunaan pupuk kompos juga menjadi sangat penting karena adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi jenis sayuran yang lebih sehat dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia termasuk pupuk kimia. Kemudian pembuatan pupuk kompos oleh petani sendiri melalui pemanfaatan limbah sayuran ini jelas akan menjadikan biaya produksi akan menjadi lebih rendah karena diproduksi sendiri yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani itu sendiri.
Dalam rangka mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh Kelompok Tani mitra (KT. Sakabek Arek dan KT. Rimda Elsha), maka telah dilakukan berbagai kegiatan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan percontohan (demplot). Untuk mengoptimalkan pekerjaan pengomposan juga telah diberikan bantuan pembuatan rumah kompos dan pengadaan alat pencacah kompos sederhana. Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan ini diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kemandirian petani.