Pendidikan Komunikasi Politik “Anti Golput” Sejak Dini Pada Siswa MAN 1 Kota Padang

  • Yesi Puspita Universitas Andalas
  • Asmawi Asmawi Universitas Andalas
  • Rahmi Surya Dewi Universitas Andalas

Abstract

Ada dua hal yang berbeda apabila bicara tentang ”pengajak golput” dan ”individu yang golput”. Ajakan golput mengindikasikan suatu gerakan yang sistematis ingin menjegal atau menghambat pemilu; ini wajib dibereskan oleh pihak berwenang. Individu golput, perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini. Pertama, dorongan memilih tidak hanya ditentukan oleh satu dimensi kemauan untuk memilih, tetapi ada juga dimensi pengetahuan tentang apa itu pemilu, siapa yang dipilih, dan apa konsekuensi dari pilihan pemilih. Faktor edukasi, persuasi, pendidikan pemilih, bahkan harapan bahwa satu suara pun ikut menentukan hasil pemilu menjadi penting untuk diperhatikan. Apakah hal-hal itu cukup tersedia? Kedua, dorongan memilih ditentukan juga oleh kemudahan dalam menjalani hak pilih tersebut. Faktor keterjangkauan TPS serta bantuan bagi yang sakit/ hamil/lanjut usia menjadi faktor yang perlu dijembatani. Ketiga, kelompok pemilih muda punya perilaku pemilih yang cenderung tidak bisa disamaratakan dengan perilaku pemilih terdahulu. Dalam sejumlah studi mereka punya kecenderungan untuk lebih kritis dan tak mustahil pula apatis. Itu sebabnya sejumlah besar partai politik di dunia selalu memberi tempat khusus bagi para pemilih muda untuk aktif dalam kegiatan partai dan pengumpulan suara karena hanya orang muda yang bisa memberi persuasi meyakinkan pada pemuda lainnya.

Pendidikan tentang pemahaman pemilu memang perlu diprioritaskan bagi remaja muda penerus bangsa. Untuk itu kami mengusulkan sebuah program pendidikan komunikasi politik ”anti golput” sejak dini. Kenapa sejak dini harus dilakukan edukasi mengenai pemilu ini, harapannya adalah menurunkan angka Golput. itu tim pengabdian memberikan edukasi melalui komunikasi politik sebagai pengenalan awal kepada pemilih muda. Dikolaborasi dengan simulasi agar mereka memahami dan mampu mengaplikasikan hak suara mereka dalam partisipasi politik pesta demokrasi di Indonesia.

Pada pengabdian TA. 2014 ini tim memilih sekolah islam menengah ke atas untuk dilakukan pendidikan komunikasi politik “anti golput” sejak dini. MAN 1 Kota Padang adalah salah satu sekolah islam tingkat SMA yang disebut dengan Madrasyah di Kota Padang. Dengan landasan islami untuk menjadikan insan yang bertakwa, cerdas, mandiri, dan kompetitif berbudaya lingkungan di era globalisasi, tentunya siswa-siswi MAN 1 sebagai generasi penerus memahami pentingnya eksistensi pemimpin menurut Islam

Published
2016-03-08

Most read articles by the same author(s)